Rabu, 05 Juni 2013

Sang Pemimpi






Mungkin agan2 semua tau bahwa setiap orang yang bekerja keras pasti memiliki alasan kenapa ia harus bekerja keras. Saya sendiri ndak percaya dengan alasan seseorang bahwa ia terpaksa harus bekerja keras hanya untuk sekedar bertahan hidup, karena sebutan “bertahan hidup” itu bisa diartikan secara sederhana : cukup makan 1x dalam sehari maka ia sudah bisa bertahan hidup, dan untuk sekedar makan 1x saja maka ia ndak perlu bekerja keras, cukup ngamen di jalan setengah hari ato bahkan ngemis aja sudah cukup (saya ndak ngajari lo ya!).
Sebenarnya yang sering terjadi adalah begini : seseorang (terutama yang berakhlak baik) bekerja keras banting tulang (sama dagingnya juga dong!) karena ia ingin anak & istrinya ndak sampai kelaparan, agar keluarganya berkecukupan (dan terpandang di mata orang lain J), agar anak2nya bisa sekolah setinggi mungkin (supaya hidupnya lebih baik dari bapak/ibunya), ingin punya uang cukup buat uang muka kredit sepeda motor (terus bisa ajak pacarnya jalan sekaligus “naik status”)... & berjuta keinginan yang lain. Keinginan2 itulah yang sebenarnya berasal dari mimpi2 dalam keseharian yang terpatri kuat dalam benaknya, sehingga tanpa sadar ia selalu meletakkan pedoman dasar kerja kerasnya tiap hari.
Saya sering nyoba ngukur seberapa besar semangat para pekerja keras itu... dan seringkali pula... bergidik (lho...kok?). Bukan seperti ngeliat hantu pocong di pojok jalan J... tapi waktu nyoba ngerasakan energi pada saat lihat seseorang bekerja keras mulai dari penampilan fisik yang penuh dengan peluh, ekspresi kelelahan, dan “aura perjuangan” yang tersirat kuat.
Kondisi tersebut (ini yang saya yakin) juga dialami oleh banyak orang yang memiliki semangat hidup tinggi. Semakin tinggi semangatnya maka semakin kuat aura perjuangannya, dan akan semakin terasa hebat (juga berpengaruh) oleh orang-orang di sekitarnya.
Seorang pejuang baru akan benar2 merasa puas bila ia tau cara mengejar mimpi, menikmati perjuangan termasuk pula keberhasilannya. Pada suatu saat tiap orang perlu break/beristirahat, untuk sekedar evaluasi proses perjuangan yg dilakukan, kemudian “menoleh” kanan-kiri, belakang kemudian kedepan lagi, lalu baru goser2kan kaki (kayak kuda wae!) untuk start lari lagi.
Sebagai manusia kita ini punya sifat ndak pernah ngrasa cukup, selalu pengen lebih. Saya pikir2 kita ndak perlu capek2 & buang waktu menyangkal kodrat itu, mending kita arahkan “eagerness” yang kita punya supaya bisa jadi additif “mesin semangat” kita supaya tetep moncer, wong itu kan gratis dari Tuhan! Sayang kalo dibiarkan ndak bermanfaat.
Ayoook dah... kita “prithili” (baca : inventarisir) semua karunia yang udah diberikan Tuhan, kumpulkan semua... masukkan dalam “tangki semangat” kita untuk mewujudkan semua mimpi kita.
Lalu... BRRRUUUUUUUMM!!
TANCAAAAP!!!! (ych)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar