Mungkin agan2 semua tau bahwa setiap orang yang bekerja
keras pasti memiliki alasan kenapa ia harus bekerja keras. Saya sendiri ndak
percaya dengan alasan seseorang bahwa ia terpaksa harus bekerja keras hanya
untuk sekedar bertahan hidup, karena sebutan “bertahan hidup” itu bisa
diartikan secara sederhana : cukup makan 1x dalam sehari maka ia sudah bisa
bertahan hidup, dan untuk sekedar makan 1x saja maka ia ndak perlu bekerja
keras, cukup ngamen di jalan setengah hari ato bahkan ngemis aja sudah cukup
(saya ndak ngajari lo ya!).
Sebenarnya yang sering terjadi adalah begini : seseorang
(terutama yang berakhlak baik) bekerja keras banting tulang (sama dagingnya
juga dong!) karena ia ingin anak & istrinya ndak sampai kelaparan, agar
keluarganya berkecukupan (dan terpandang di mata orang lain J), agar anak2nya bisa
sekolah setinggi mungkin (supaya hidupnya lebih baik dari bapak/ibunya), ingin
punya uang cukup buat uang muka kredit sepeda motor (terus bisa ajak pacarnya jalan
sekaligus “naik status”)... & berjuta keinginan yang lain. Keinginan2
itulah yang sebenarnya berasal dari mimpi2 dalam keseharian yang terpatri kuat
dalam benaknya, sehingga tanpa sadar ia selalu meletakkan pedoman dasar kerja
kerasnya tiap hari.
Saya sering nyoba ngukur seberapa besar semangat para
pekerja keras itu... dan seringkali pula... bergidik (lho...kok?). Bukan
seperti ngeliat hantu pocong di pojok jalan J...
tapi waktu nyoba ngerasakan energi pada saat lihat seseorang bekerja keras
mulai dari penampilan fisik yang penuh dengan peluh, ekspresi kelelahan, dan
“aura perjuangan” yang tersirat kuat.
Kondisi tersebut (ini yang saya yakin) juga dialami oleh
banyak orang yang memiliki semangat hidup tinggi. Semakin tinggi semangatnya maka
semakin kuat aura perjuangannya, dan akan semakin terasa hebat (juga
berpengaruh) oleh orang-orang di sekitarnya.
Seorang pejuang baru akan benar2 merasa puas bila ia tau
cara mengejar mimpi, menikmati perjuangan termasuk pula keberhasilannya. Pada
suatu saat tiap orang perlu break/beristirahat, untuk sekedar evaluasi proses perjuangan
yg dilakukan, kemudian “menoleh” kanan-kiri, belakang kemudian kedepan lagi,
lalu baru goser2kan kaki (kayak kuda wae!) untuk start lari lagi.
Sebagai manusia kita ini punya sifat ndak pernah ngrasa
cukup, selalu pengen lebih. Saya pikir2 kita ndak perlu capek2 & buang
waktu menyangkal kodrat itu, mending kita arahkan “eagerness” yang kita punya
supaya bisa jadi additif “mesin semangat” kita supaya tetep moncer, wong itu
kan gratis dari Tuhan! Sayang kalo dibiarkan ndak bermanfaat.
Ayoook dah... kita “prithili” (baca : inventarisir) semua
karunia yang udah diberikan Tuhan, kumpulkan semua... masukkan dalam “tangki semangat”
kita untuk mewujudkan semua mimpi kita.
Lalu... BRRRUUUUUUUMM!!
TANCAAAAP!!!! (ych)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar